Dapur Sebelum dan Sesudah Renovasi

by - Agustus 31, 2018



Setelah sebelumnya saya membahas tentang rincian proses renovasi, ada bolehnya kalau postingan ini saya bahas tentang “Before and After” bagian rumah yang saya renovasi. Siapa tahu ada yang ingin mencoba renovasi rumah sendiri, ide dari saya bisa jadi salah satu masukan hehe.

Kalau dibuat ukurannya, lahan di belakang rumah ada sekitar 6x4 m2. Sebelum dibangun apa-apa, hanya ada tempat untuk mencuci piring dan meja dapur di salah satu sudut, serta pompa air di sudut yang lain. Karena sulit untuk beraktifitas tanpa atap sama sekali, suami sempat membuat menutupinya dengan terpal, tapi roboh ehehe. Seperti ini penampakannya *engga indah banget emang wkwk*


Kemudian, kami menambah kanopi saja tanpa dinding supaya tidak terkena hujan dan panas. Awalnya saya kira begitu, karena atap sudah dipasang jenis polikarbonat merek Solartuff. Tapi ternyata warna yang kami pilih tetap panas sehingga tidak cocok untuk area dapur


Kurang lebihnya seperti ini, ternyata saya ngga ada foto yang sudah dipasang atap solartuff seluruhnya haha. Pembagian areanya kurang lebih sama, hanya ditambah satu area lagi lebih besar sedikit untuk meja kompor.

Saya sendiri sebenarnya agak menyukai model dapur semi outdoor begini. Karena pemandangan di belakang rumah tergolong menyegarkan di pagi hari dan menenangkan di siang dan sore hari. Tapi menyeramkan di malam hari hahahaa. Saat pagi dan sore hari, saya sangat menikmati matahari terbit dan tenggelam, serta sayup-sayup suara adzan yang syahdu sangan menenangkan lho.


Tapi karena nyamuk, cicak, dan lalatnya yang sangat mengganggu kalau lahannya terlalu terbuka, maka hal ini tidak bisa dibiarkan huh!

Nah, mari kita berlanjut ke tahap renovasi. Sebelum renovasi dimulai, saya mencoba membuat sketsa kasar tentang desain dapur yang saya inginkan. Beberapa sumber dari Pinterest saya sertakan dalam desain sebagai contoh. Hal penting yang saya inginkan untuk dapur adalah:


Sketsa kasar area dapur, ruang makan, dan area jemur


Jendela harus besar supaya cahaya dan udara yang masuk cukup besar. Sirkulasi udara baik, pencahayaan juga baik tidak memerlukan lampu apapun kecuali malam hari.



Jendela ini berukuran 200x120 cm. Sebelumnya saya menginginkan ukuran jendela yang lebih besar lagi, sekitar 350x120 cm. Tapi karena ada miskomunikasi dengan tukang, akhirnya beginilah yang terjadi. Not bad juga sih yaa hehehe.

Jendela menggunakan aluminum berbentuk geser supaya kuat, mudah dibersihkan dan tidak memakan tempat, serta kaca bening supaya cahaya yang masuk tidak terhalang apapun


Memanfaatkan dinding sebagai media simpan supaya menghemat tempat. Caranya dengan membuat ambalan dinding untuk barang-barang yang sering digunakan, serta pemakaian kawat RAM untuk menaruh panci dan wajan.


Sebelumnya, saya membuat ambalan dari kayu jati. Bukan bikinan tangan sendiri kok, tapi memesan di tukang kayu dekat rumah yang di pinggir jalan itu lho hehe. Satu set ambalan beserta penahannya harganya Rp 80.000, berukuran 130x40 cm. Tapi sayangnya kurang kuat karena salah pemasangan. Seharusnya dipasang dengan menggunakan bor, tidak dipaku dengan palu. Akhirnya saya menggantinya dengan ambalan model cor yang cukup kuat.



Kawat RAM ini tergolong murah lho. Bisa dicari di marketplace online seperti Shopee atau Tokopedia. Kawatnya saya bei seharga Rp 45.000 dan pengaitnya sekitar Rp 1.000 hingga Rp 2.000

Terdapat area yang cukup untuk berkumpul. Berkumpul di dapur/ruang makan? Mengapa tidak? Karena sirkulasi udara dan cahaya cukup bagus, maka saya mengharapkan tempat ini jadi salah satu tempat berkumpulnya keluarga. Bisa baca buku atau bermain bersama.

Area memasak yang luas, sepanjang 350x60 cm. Sebenarnya, dari desain yang saya buat, area seperti ini sangat tidak memangkas waktu sih, karena jarak dari satu area ke area lain terlalu berjauhan. Tapi inilah yang bisa dimanfaatkan bagi saya yang orangnya jarang sekali berolahraga. Kalaupun di pagi hari saya memasak kira-kira satu setengah jam, maka satu setengah jam itulah saya pakai untuk mondar-mandir kulkas-kompor-bak cuci piring-kulkas-bak cuci piring-kompor begituuu terus ehehehehe. Lumayan ya olahraga bolak baliknya *alasan ae*

Area menjemur baju dipisahkan dari area dapur. Kalau sebelumya area menjemur disatukan, kali ini harus terpisah. Karena apa? Ngga indah banget sih lagi makan atau kumpul-kumpul tapi pemandangannya baju dalaman yang lagi dijemur hahaha. Makanya, saya buat ruangan khusus yang digunakan untuk menjemur. Ruangannya persis di sebelah ruang dapur & ruang makan, atap tertutup, tapi atapnya dibuat berbeda dengan dapur. Atapnya saya pakai Solartuff bekas kanopi sebelumnya. Atap ini cukup ampuh untuk digunakan sebagai menjemur. Cahaya dan panas matahari cukup banyak masuk ke area menjemur, tetapi tidak menganggu ke area dapur. Sudah dicoba, dalam sehari pakaian bisa kering walaupun dijemur di dalam rumah. Ruangan jemuran ini besarnya 4x1,5 m, dengan opsi lain kalau-kalau suatu saat mau dijadikan kamar, ruangan ini bisa beralih fungsi jadi kamar minimalis atau gudang ehehhee.

*maafkan jemuran tak indah pfft*

Sebenarnya saya menginginkan posisi pompa di bawah lantai sehingga tidak mengganggu lalu lalang. Ternyata setelah diposisikan di bawah lantai, air tidak mau keluar. Jadi mau tidak mau pompa diangkat lagi dan air kembali keluar. Namun popa ditutup dengan keramik di sisi-sisinya dan atasnya ditutup dengan kayu sehingga tidak terlihat. Sedangkan posisi mesin cuci terdapat di belakang meja makan yang lumayan ribet juga sih alurnya karena harus mengambil jalan memutari meja makan, tidak bisa lewat samping karena tertutup oleh pompa air.





Sekian bahasan tentang before and after area dapur dan ruang makan rumah saya. Semoga bisa jadi manfaat buat yang mau mendesain dapur seperti saya ehehee *kali aja ada*

*Tambahan:


Kalau ada yang bertanya, gorden meja dapur itu saya buat sendiri pakai mesin jahit mini *duh bukan bermaksud riya, tapi ingin memotivasi buibuk yang lain, kalau buat sendiri itu aseli lebih murmer banget! Jahitnya ga perlu rapi-rapi amaat. Ini saya juga blentang blentong miring-miring meliuk-liuk ngga karuang, tapi kalau sudah jadi satu kesatuan ngga kelihatan banget cacatnya lol* Saya beli kain meteran mereknya Star, motifnya macem-macem banget lucu-lucu! Semeter harganya Rp 19.000, silakan di cek di pasar online ya buibuk. Kalau mau bagus, panjangnya bisa dibuat dua kalinya supaya rampelnya kelihatan rapat dan manis.


*tuh kan dari dekat kelihatan cacat jahitnya ngahahah*

Nah yang suka jadi pertanyaan adalah, digantunginnya pakai apaan? Opsi pertama adalah pakai kabel kawat, banyaaak juga dijual di online. Cara pasangnya juga mudah banget, tinggal pasang paku di kedua ujung meja yang akan dipasang gorden, kemudian digantungkan aja deh kabel yang sudah dipasang kainnya. Namun untuk kasus saya, hal tersebut tidak bisa dipakai karena meja nya terlalu panjang. Sewaktu dipasang, kabel keberatan beban, akhirnya meleyot dan tidak indaaah. Akhirnya saya cari cara lain untuk memasangnya, yaitu dengan menggunakan pipa paralon! Pipa paralon yang berdiameter standar yaitu ½ inchi sudah cukup kuat untuk menopang beratnya kain gorden yang panjang. Cara memasangnya pun mudah, hanya dengan mengaitkan pipa dengan paku di kedua sisinya, sama seperti memasang dengan kabel kawat.

You May Also Like

3 komentar

  1. Jadi pengen renov rumah yang ga keurus hahhaha. Cakep mba dapurnya. Banyak cahaya masuk. Suka banget rumah yang banyak cahya masuk. Berasa sehat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayoo mba direnov juga hehe. Dapurnya terang jadi semangat masak 😁

      Hapus