Preschool di Rumah

by - Februari 01, 2018



Jadi ibu rumah tangga itu sama kayak wirausaha, harus banyak idenya. Sekali ngga ada ide, jreng. Udah deh kebanyakan leyeh-leyeh di rumah dan ngga tau mau ngapain lagi. Kemarin itu lagi super bosannya di rumah. Akhirnya bikin assignment a la preschool gitu. Ghazi kan udah 3 tahun, masuk masa preschool. Kalau ditanya mau ngga masuk sekolah, anaknya sih mau aja. Dilihat dari kemandirian si anak juga menurut saya sudah mumpuni banget. Seharian di sekolah tanpa orangtuanya kayaknya ngga masalah buat Ghazi. Saya sebagai orangtua pun sebenarnya ngga masalah sih. Cumaaan, saya lihat dulu, di sekolah ngapain aja seh ya buat anak 3 tahun? Palingan isinya main, main, dan main. Di rumah aja gitu lah ya main sama saya, sesekali main sama teman-temannya waktu sore kayaknya udah cukup buat dia. Udah mah ngga keluar duit. Palingan ya sesekali kena omel emaknya ngahahhaha.



Begini loh wujudnya. Kalau yang biasa surfing di Pinterest, hal-hal beginian macam hal cemen elah banyak bertebaran bagai debu. Tapi buat yang belum, hal ini bisa jadi harta karun yang wow sayang banget kalau disia-siakan. Untuk keywordnya saya ketik “Worksheet preschool”. Jreng banyak banged dah tu, buibu silakan dipilih graatees! Banyak juga yang menyediakan free printable, jadi tinggal unduh dokumennya dan kita bisa cetak sendiri. Berhubung di rumah saya ngga ada printer, dan mager amat ke tukang ngeprint buat cetak beginian, akhirnya pakai buku tulis yang biasa dipakai Ghazi corat-coret. Sebenarnya lebih enak di buku tulis karena insyaAllah ngga gampang hilang. Cuma ya ibunya harus bikin dulu pola yang sama seperti di contoh.

Awalnya saya mau coba latih motorik halusnya Ghazi pakai tracing method atau menebalkan garis putus-putus. Mulai dari garis lurus, melengkung, bergelombang, berputar, bersudut-sudut. Saya contohkan dulu satu garis lalu saya minta Ghazi untuk melanjutkan yang lain

“Nih Ghazi coba yang ini, sama kayak mama coba tadi”

“Yaudah mama aja”

“Ghazi aja ni coba”

“Mama aja”

Deuh drama. Kebayang ngga sih lagi belajar gitu main oper-operan mulu. Lhamha deh hahhahahahha.



Lucu ya lihat proses mereka menebalkan garis putus-putus. Kita bisa lihat sejauh mana tingkat konsentrasi dan motorik halus mereka. Orangtua juga bisa membangun hubungan baik dengan anak lewat interaksi belajar bersama itu.  Kepikiran aja sih, sayang banget kalau orangtua ngga bisa lihat langsung, tapi gurunya bisa lihat huhuhu, jadi mumpung masih masa preschool, coba dilatih sendiri antara orangtua dengan anak ya, insyaAllah bermanfaat kok *brb kepengen homeschooling anak*

Saya jadi penasaran kan karena niat awal Cuma iseng mau ngelatih Ghazi pakai garis putus-putus. Ternyata worksheetnya ada bermacam-macam. Salah satunya ini.


Di sebelah kiri, anak diminta untuk menjelaskan emosi apakah itu, lalu mencocokkan dengan emosi yang sama dengan sebelah kanannya. Bisa juga si anak menirukan emosi yang ada di gambar, lalu dikembangkan menjadi pengalaman di kehidupan sehari-hari, misalnya si anak senang waktu apa, mengapa ia senang. Cara si anak mencocokkan emosi dengan membuat garis juga bisa melatih motorik halusnya looh.

Sebelumnya, Ghazi sudah saya ajarkan tentang berbagai macam emosi. Thanks to Rabbit Hole! Salah satu bukunya yang berjudul Hmmm.. itu menjelaskan tentang emosi dasar. Bukunya mudah sekali dipahami untuk anak usia balita. Nah, setelah dia tahu berbagai macam emosi, worksheet yang ini bisa diaplikasikan.

Kemudian worksheet yang ini tentang mengenal angka.


Angka yang berada di dalam kotak adalah contoh. Angka-angka di sebelah kanannya adalah tugas. Anak diminta untuk melingkari angka yang sama dengan yang di kotak sebelah kiri. Tujuannya agar si anak mengenal angka, bentuk angka itu seperti apa, bisa mengelompokkan bentuk yang sama, dan anak juga bisa dikenalkan pada bentuk lingkaran serta melatih dirinya untuk membuat lingkaran.

Saya ngga saklek banget sih kalau anak harus udah bisa baca tulis, hitung-hitungan dari usia dini. Banyak pro kontranya juga dan saya ngga mau bahas di sini. Buat saya sendiri, mengenalkan dengan santai ke anak-anak juga ngga ada salahnya kan. Lumayan membantu kalau dia sudah bisa baca jam, lebih mudah mengatur jadwal sehari-hari kan ehehhehe. Worksheet ini pun tidak berpaku pada si anak bisa hafal angka. Namun, ia bisa kenal dulu angkanya seperti ini, bentuknya seperti ini, dan ia bisa mengelompokkan mana angka yang sama.

Bagian terakhir adalah tentang warna


Tadinya bagian ini berisi empat buah balon di sebelah kiri dan empat buah balon di sebelah kanan. Di dalam masing-masing balon sudah diberi keterangan warna, misalnya kuning, merah, biru, coklat. Nah tugas si anak adalah mewarnai balon-balon tersebut sesuai dengan keterangan warna yang ada. Sesudah diwarnai, anak mencocokkan warna yang sama antara balon kiri dengan kanan.

Tugas yang terakhir ini saya ambil karena Ghazi sudah cukup tahu tentang warna. Prosesnya ngga gampang ya sodara-sodara! Butuh waktu kira-kira setahunan untuk mengenalkan warna, tapi pakai cara yang santai. Semakin dipaksa pasti semakin ngga mau dan kabur -__-. Jadi begitu Ghazi sudah cukup tau warna-warni (meskipun kadang-kadang masih bingung namanya antara biru dan hijau yang mana, hitam yang mana), tugas ini bisa dilanjut.

Waktu untuk mengerjakan worksheets sekitar setengah sampai satu jam kalau bisa sambil ngobrol ngalur ngidul atau adiknya ikut-ikutan *brb mundur ngga jadi bikin homeschooling*. Kalau emaknya doyan cerita, bagian menebalkan garis putus-putus bisa jadi cerita sekeluarga yang mau jalan-jalan ke taman ria *jadul we*. Jadi ngga melulu tentang mengerjakan tugas. Setelah ini saya pengen melanjutkan dan mengembangkan lagi worksheet yang ada biar paling ngga ada sebuku full isinya tugas tulis coret mewarnai si anak. Semoga ngga jadi wacana hahaha.

You May Also Like

4 komentar

  1. Pengalamannya bagus sekali mbak. Kebetulan di rumah saya punya keponakan, karena ibunya sibuk bekerja, jadi saya yang harus mengurus keponakan saya. Di usianya sudah 5 tahun ini, ni anak susah sekali diajak belajar. Malas, katanya. Tapi kalau sama gurunya di TK nurut. Hmm kalau sudah begini, jadi ibuibu itu harus cerdas ya mbak mengemas produk agar anak mau belajar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe memang mba. Anak saya juga ga selalu mau kalau diminta ngerjain ini. Harus liat mood nya dulu, dan dikemas jadi permainan jadi ga terkesan belajar yang baku harus duduk dan rapi, karena umur segitu masih cenderung suka main :D

      Hapus
  2. Assalamualaikum.
    Wah, Mamah Rachmah telaten banget ya menggambar sendiri worksheet-nya. Kalo saya mah enak langsung ngeprint, haha. Btw, saya juga pro mengenalkan angka sejak usia dini seperti Mamah. Ada artikel tentang permainan yang bisa dipake buat anak belajar angka, Mah, di mainapahariini dot blogspot dot com. Sempatkan mampir ya, Mah, untuk nambah ide bermain sambil belajar sama anak-anak.

    BalasHapus