Setelah sebelumnya saya membahas
tentang rincian proses renovasi, ada bolehnya kalau postingan ini saya bahas
tentang “Before and After” bagian rumah yang saya renovasi. Siapa tahu ada yang
ingin mencoba renovasi rumah sendiri, ide dari saya bisa jadi salah satu
masukan hehe.
Kalau dibuat ukurannya, lahan di
belakang rumah ada sekitar 6x4 m2. Sebelum dibangun apa-apa, hanya ada tempat
untuk mencuci piring dan meja dapur di salah satu sudut, serta pompa air di
sudut yang lain. Karena sulit untuk beraktifitas tanpa atap sama sekali, suami
sempat membuat menutupinya dengan terpal, tapi roboh ehehe. Seperti ini
penampakannya *engga indah banget emang wkwk*
Kemudian, kami menambah kanopi
saja tanpa dinding supaya tidak terkena hujan dan panas. Awalnya saya kira
begitu, karena atap sudah dipasang jenis polikarbonat merek Solartuff. Tapi
ternyata warna yang kami pilih tetap panas sehingga tidak cocok untuk area
dapur
Kurang lebihnya seperti ini,
ternyata saya ngga ada foto yang sudah dipasang atap solartuff seluruhnya haha.
Pembagian areanya kurang lebih sama, hanya ditambah satu area lagi lebih besar sedikit
untuk meja kompor.
Saya sendiri sebenarnya agak
menyukai model dapur semi outdoor begini. Karena pemandangan di belakang rumah
tergolong menyegarkan di pagi hari dan menenangkan di siang dan sore hari. Tapi
menyeramkan di malam hari hahahaa. Saat pagi dan sore hari, saya sangat
menikmati matahari terbit dan tenggelam, serta sayup-sayup suara adzan yang
syahdu sangan menenangkan lho.
Tapi karena nyamuk, cicak, dan
lalatnya yang sangat mengganggu kalau lahannya terlalu terbuka, maka hal ini
tidak bisa dibiarkan huh!
Nah, mari kita berlanjut ke tahap
renovasi. Sebelum renovasi dimulai, saya mencoba membuat sketsa kasar tentang
desain dapur yang saya inginkan. Beberapa sumber dari Pinterest saya sertakan dalam
desain sebagai contoh. Hal penting yang saya inginkan untuk dapur adalah:
Sketsa kasar area dapur, ruang makan, dan area jemur
Jendela ini berukuran 200x120 cm. Sebelumnya
saya menginginkan ukuran jendela yang lebih besar lagi, sekitar 350x120 cm.
Tapi karena ada miskomunikasi dengan tukang, akhirnya beginilah yang terjadi.
Not bad juga sih yaa hehehe.
Memanfaatkan
dinding sebagai media simpan supaya menghemat tempat. Caranya dengan membuat
ambalan dinding untuk barang-barang yang sering digunakan, serta pemakaian kawat
RAM untuk menaruh panci dan wajan.
Jendela
menggunakan aluminum berbentuk geser supaya kuat, mudah dibersihkan dan tidak
memakan tempat, serta kaca bening supaya cahaya yang masuk tidak terhalang
apapun
Sebelumnya, saya membuat ambalan
dari kayu jati. Bukan bikinan tangan sendiri kok, tapi memesan di tukang kayu
dekat rumah yang di pinggir jalan itu lho hehe. Satu set ambalan beserta
penahannya harganya Rp 80.000, berukuran 130x40 cm. Tapi sayangnya kurang kuat
karena salah pemasangan. Seharusnya dipasang dengan menggunakan bor, tidak
dipaku dengan palu. Akhirnya saya menggantinya dengan ambalan model cor yang
cukup kuat.
Kawat RAM ini tergolong murah lho.
Bisa dicari di marketplace online seperti Shopee atau Tokopedia. Kawatnya saya
bei seharga Rp 45.000 dan pengaitnya sekitar Rp 1.000 hingga Rp 2.000
Terdapat
area yang cukup untuk berkumpul. Berkumpul di dapur/ruang makan? Mengapa tidak?
Karena sirkulasi udara dan cahaya cukup bagus, maka saya mengharapkan tempat
ini jadi salah satu tempat berkumpulnya keluarga. Bisa baca buku atau bermain
bersama.
Area
memasak yang luas, sepanjang 350x60 cm. Sebenarnya, dari desain yang saya buat,
area seperti ini sangat tidak memangkas waktu sih, karena jarak dari satu area
ke area lain terlalu berjauhan. Tapi inilah yang bisa dimanfaatkan bagi saya
yang orangnya jarang sekali berolahraga. Kalaupun di pagi hari saya memasak
kira-kira satu setengah jam, maka satu setengah jam itulah saya pakai untuk
mondar-mandir kulkas-kompor-bak cuci piring-kulkas-bak cuci piring-kompor
begituuu terus ehehehehe. Lumayan ya olahraga bolak baliknya *alasan ae*
Area
menjemur baju dipisahkan dari area dapur. Kalau sebelumya area menjemur
disatukan, kali ini harus terpisah. Karena apa? Ngga indah banget sih lagi
makan atau kumpul-kumpul tapi pemandangannya baju dalaman yang lagi dijemur
hahaha. Makanya, saya buat ruangan khusus yang digunakan untuk menjemur.
Ruangannya persis di sebelah ruang dapur & ruang makan, atap tertutup, tapi atapnya dibuat berbeda dengan dapur. Atapnya saya
pakai Solartuff bekas kanopi sebelumnya. Atap ini cukup ampuh untuk digunakan sebagai
menjemur. Cahaya dan panas matahari cukup banyak masuk ke area menjemur, tetapi
tidak menganggu ke area dapur. Sudah dicoba, dalam sehari pakaian bisa kering
walaupun dijemur di dalam rumah. Ruangan jemuran ini besarnya 4x1,5 m, dengan
opsi lain kalau-kalau suatu saat mau dijadikan kamar, ruangan ini bisa beralih
fungsi jadi kamar minimalis atau gudang ehehhee.
*maafkan jemuran tak indah pfft*
Sebenarnya saya menginginkan
posisi pompa di bawah lantai sehingga tidak mengganggu lalu lalang. Ternyata
setelah diposisikan di bawah lantai, air tidak mau keluar. Jadi mau tidak mau
pompa diangkat lagi dan air kembali keluar. Namun popa ditutup dengan keramik
di sisi-sisinya dan atasnya ditutup dengan kayu sehingga tidak terlihat. Sedangkan
posisi mesin cuci terdapat di belakang meja makan yang lumayan ribet juga sih
alurnya karena harus mengambil jalan memutari meja makan, tidak bisa lewat
samping karena tertutup oleh pompa air.
Sekian bahasan tentang before and
after area dapur dan ruang makan rumah saya. Semoga bisa jadi manfaat buat yang
mau mendesain dapur seperti saya ehehee *kali aja ada*
*Tambahan:
Kalau ada yang bertanya, gorden
meja dapur itu saya buat sendiri pakai mesin jahit mini *duh bukan bermaksud
riya, tapi ingin memotivasi buibuk yang lain, kalau buat sendiri itu aseli
lebih murmer banget! Jahitnya ga perlu rapi-rapi amaat. Ini saya juga blentang
blentong miring-miring meliuk-liuk ngga karuang, tapi kalau sudah jadi satu kesatuan
ngga kelihatan banget cacatnya lol* Saya beli kain meteran mereknya Star,
motifnya macem-macem banget lucu-lucu! Semeter harganya Rp 19.000, silakan di
cek di pasar online ya buibuk. Kalau mau bagus, panjangnya bisa dibuat dua
kalinya supaya rampelnya kelihatan rapat dan manis.
*tuh kan dari dekat kelihatan cacat jahitnya ngahahah*
Nah yang suka jadi
pertanyaan adalah, digantunginnya pakai apaan? Opsi pertama adalah pakai kabel
kawat, banyaaak juga dijual di online. Cara pasangnya juga mudah banget, tinggal
pasang paku di kedua ujung meja yang akan dipasang gorden, kemudian
digantungkan aja deh kabel yang sudah dipasang kainnya. Namun untuk kasus saya,
hal tersebut tidak bisa dipakai karena meja nya terlalu panjang. Sewaktu
dipasang, kabel keberatan beban, akhirnya meleyot dan tidak indaaah. Akhirnya
saya cari cara lain untuk memasangnya, yaitu dengan menggunakan pipa paralon!
Pipa paralon yang berdiameter standar yaitu ½ inchi sudah cukup kuat untuk
menopang beratnya kain gorden yang panjang. Cara memasangnya pun mudah, hanya
dengan mengaitkan pipa dengan paku di kedua sisinya, sama seperti memasang
dengan kabel kawat.